Peneliti CPAS berkunjung ke Rumah Informasi Calio dan Museum Daerah Maros


 
Sebagai rangkaian dari pembuatan Buku Museum dan Narasi Prasejarah Indonesia, para peneliti CPAS berkunjung ke Rumah Informasi Calio di Kabupaten Soppeng dan Museum Daerah Maros untuk mendapatkan data langsung dilapangan sebagai bahan untuk pembuatan Buku Museum dan Narasi Prasejarah Indonesia. Peneliti CPAS yang ke ketuai oleh Prof. Dr. Truman Simanjuntak dan Harry Octavianus Sofian, S.S.M.Sc dan didampingi oleh peneliti BRIN, Dr. Hassanudin, perwakilan dari Direktorat Museum dan Cagar Budaya , Kemdibudristek yaitu Pipit Meilinda dan Wulandari serta Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX yaitu Rustan dan Wawan Abbas.

Kunjungan ke Rumah Informasi Calio yang terletak di Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Kota Watansoppeng (Sebelah Puskesmas Desa Lilirilau) dengan koordinat geografis 04˚ 20’ 11” LS dan 120˚ 00’ 56,4” BT. Rumah Informasi ini dibangun tahun 1986 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (skrg BPK XIX) kemudian direnovasi tahun 1990 dari bangunan darurat yang dikenal sebagai Pondok Fosil Calio menjadi bangunan permanen yg diberi nama Museum Prasejarah Calio. Penamaan museum Calio digagas oleh Drs. Marsoeki (kepala SPSP) dari nama kampung tua Berru pada masa lalu yang kemudian diberi makna oleh mahasiswa Unhas angkatan 1986 sebagai museum tempat menyimpan benda-benda yang bernilai ilmiah (geologi dan arkeologi). Koleksi yang ada berupa fosil gajah kerdil (Stegodon sompoensis), gajah dengan empat gading (Stegoloxodon), Stegodon trigonocephalus, fosil babi purba (Celebochoerus heekereni) dan babi hutan Sulawesi (Sus celebensis), kura-kura raksasa (Geochelone atlas), serta fosil anoa. Peralatan artefak batu yang berumur 200 ribu tahun yang lalu hingga sekitar 100 ribu tahun yang lalu di Lembah Walanae (Bergh et al, 2016). Budaya artefak batu paleolitik di daerah ini menjadi satu-satunya pijakan pengetahuan mengenai bukti hunian awal manusia di Sulawesi. 
 

Kunjungan ke dua yaitu ke Museum Daerah Maros terletak Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 1, Kota Maros dengan koordinat geografis 05˚ 00’ 21” LS dan 119˚ 34’ 29” BT. Bangunan museum pernah jadi Kantor Controller pada tahun 1835, Kantor pemerintahan, rumah sakit bersalin, kantor Bappeda, dan kantor Camat Turikale kemudian tahun 2016 menjadi Museum Daerah. Museum ini memamerkan benda-benda Arkeologi, Kolonial dan Etnografi. Master piece dari museum daerah ini adalah peralatan artefak batu prasejarah Maros Point yang merupakan budaya Toalean berumur 8.000 tahun lalu. Budaya Neolitik, seperti kapak batu dan beliung, serta pecahan tembikar berumur 3600 tahun lalu

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama