Proses ekskavasi di Bukit Slumprit
Patiayam - Yayasan CPAS bekerjasama dengan Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan penelitian arkeologi bersama di Situs Purbakala Patiayam dari tanggal 10 Juni sampai 24 Juni 2025. Situs Purbakala Patiayam adalah situs purba di Pegunungan Patiayam, Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya 2.902,2 hektare meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Pati.
Situs Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran dan Trinil. Keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang ditemukan relatif utuh dikarenakan penimbunan abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik. Di sekitarannya tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi. Keadaan ini berbeda dengan situs purbakala lainnya dimana fosil ditemukan pada endapan yang telah mengalami proses transportasi oleh air.
Situs Patiayam merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu lapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.
Penelitian kerjasama tahun ini merupakan penelitian kerjasama lanjutan dan difokuskan untuk menampakkan dan meneliti lebih luas temuan fosil stegodon di Bukit Slumprit serta melakukan pencetakan temuan agar dapat dipamerkan di Museum Patiayam nanti. Penelitian ini tidak hanya diikuti peneliti dari CPAS, BRIN dan YDBL, namun melibatkan juga tenaga peneliti dari Universitas Kristen Satya Wacana, salatiga, Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran serta Alumni Erasmus Mundus Eropa pada Program Study Quaternary and Prehistory (HOS).
Situs Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran dan Trinil. Keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang ditemukan relatif utuh dikarenakan penimbunan abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik. Di sekitarannya tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi. Keadaan ini berbeda dengan situs purbakala lainnya dimana fosil ditemukan pada endapan yang telah mengalami proses transportasi oleh air.
Situs Patiayam merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu lapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.
Penelitian kerjasama tahun ini merupakan penelitian kerjasama lanjutan dan difokuskan untuk menampakkan dan meneliti lebih luas temuan fosil stegodon di Bukit Slumprit serta melakukan pencetakan temuan agar dapat dipamerkan di Museum Patiayam nanti. Penelitian ini tidak hanya diikuti peneliti dari CPAS, BRIN dan YDBL, namun melibatkan juga tenaga peneliti dari Universitas Kristen Satya Wacana, salatiga, Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran serta Alumni Erasmus Mundus Eropa pada Program Study Quaternary and Prehistory (HOS).