Survei Pendahuluan Kerja Sama Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) dan Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) di Situs Patiayam, Kudus-Jawa Tengah

 

Pada tanggal 14-21 November, tim CPAS yang berjumlah 5 orang Prof. Dr. Truman Simanjuntak, M. Ruly Fauzi, M.Sc., Dr. Retno Handini., Dr. M. Mirza Ansyori, Ferry Latief  dan 3 orang asisten lapangan melakukan survei pendahuluan di Situs Patiayam, Kudus, Jawa Tengah. Tujuan dari survei pendahuluan ini yaitu tujuan mencakup: 

(1) pemutakhiran data tentang kondisi lingkungan situs dan sebaran temuan fosil; 

(2) pendokumentasian tinggalan-tinggalan terpenting dalam koleksi Museum Patiayam; 

(3) penentuan lokalitas yang akan diekskavasi; 

(4) penentuan strategi pelaksanaan ekskavasi; dan 

(5) pengidentifikasian isu-isu lingkungan dan kemasyarakatan yang akan menjadi bagian dari materi penyusunan buku Patiayam.

Patiayam, nama satuan wilayah perbukitan di Kabupaten Kudus dan Pati, Jawa Tengah. Masyarakat luas belum begitu mengenalnya, padahal merupakan salah satu di antara belasan situs hominid (tempat penemuan fosil manusia purba atau primata) di Indonesia. Situs Patiayam mulai menarik perhatian ilmuwan sejak penemuan fosil-fosil hewan purba yang dikumpulkan oleh cendikiawan Raden Saleh dan naturalis F.W. Junghuhn tahun 1857 dari wilayah perbukitan Patiayam dan Kendeng (Leakey dan Slikkerveer 1995). Di kala itu, pemahaman masyarakat di Jawa yang dipengaruhi oleh mitos pewayangan, melatari anggapan fosil-fosil tersebut adalah sisa peperangan dahsyat melawan raksasa di masa silam. Oleh sebab itu, fosil-fosil berukuran besar disebut dengan istilah ‘balung buto’ yang berarti ‘tulang raksasa’. Koleksi fosil yang dikumpulkan oleh Raden Saleh dan F.W. Junghuhn dari Patiayam dan perbukitan Kendeng membuka jalan bagi para peneliti pada era kolonialisme untuk mempelajari paleontologi Pulau Jawa, seperti Martin (1884), Dubois (1891), dan van Es (1931)

Peninjauan berlangsung lancar dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini tidak terlepas dari bantuan sepenuhnya dari Yayasan Bhakti Lestari yang menjadi partner kerjasama Yayasan Pusat Studi Prasejarah (CPAS) dalam penyusunan buku. 

Selain dukungan pendanaan, juga dukungan administrasi dan persiapan teknis lapangan. Misalnya, menginformasikan kehadiran tim pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kudus, Kepala Desa Terban, dan menyiapkan penginapan bagi tim selama kegiatan. Atas semua dukungan ini, CPAS menyampaikan banyak terima kasih kepada Yayasan Bhakti Lestari yang diketuai oleh Ibu Dr. Lestari Murdijat, wakil Ketua MPR beserta anggota timnya di lapangan. 

Terima kasih juga disampaikan kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kudus, Kepala Desa Terban, dan semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan selama peninjauan (MRF)

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama